Nabi Muhammad SAW dibesarkan sebagai anak yatim. Ayahnya
meninggal dunia pada saat beliau SAW masih berada dalam kandungan ibunya. (Inilah pendapat yang paling mansyur yang dipilih oleh
Ibnu Katsir dan lain-lain karena ada pendapat lain yang mengatakan bahwa ayah
Nabi SAW meninggal ketika Nabi SAW berusia dua puluh delapan bulan. Dan pada
saat itu ayahnya berusia dua puluh lima tahun, demikian menurut pendapat yang
benar.) sepeninggalan ayahnya semua biaya hidup Nabi Muhammad SAW
ditanggung oleh kakek beliau, Abdul Muthalib.
Pada saat berusia enam tahun,Rasulullah diajak pergi oleh Ibunya ke kota Yatsrib (Madinah al-Munawwarah)
untuk mengunjungi keluarga bibi-bibi beliau dari Bani Najjar. Disana beliau
tinggal bersama mereka selama satu bulan. Setelah itu, barulah mereka kembali.
Namun, dalam perjalanan pulang ibunya sakit dan menyebabkannya meninggal dunia.
Ibunya dimakamkan di desa Abwa’. Setelah itu beliau pulang bersama Ummu Aiman
yang kemudian menyerahkan Nabi SAW pada kakeknya, Abdul Muthalib.
Ada riwayat lain yang
mengatakan bahwa setelah meninggal dunia, jenazah ibunya sempat dibawa pulang
ke Mekkah dan dimakamkan disana. Demikian menurut Ibnu Jauzi dalam kitab
Al-Wafa’.
makam siti Aminah ibunda dari Rasulullah SAW
Kakek Rasulullah wafat pada
saat Rasulullah berusia 8 tahun. Setelah itu, Nabi Muhammad diasuh oleh paman
beliau, Abu Thalib, sesuai wasiat kakeknya.
Sejak saat itu Abu Thalib
menjadi pengasuh dan pelindung Nabi Muhammad SAW dari musuh-musuh beliau. Abu
Thalib juga sangat mencintai Rasulullah SAW. Kehidupan Abu Thalib sangat
miskin, namun Allah SWT telah melimpahkan keberkahan dan kemakmuran kepadanya
berkat pengasuhannya terhadap Nabi Muhammad SAW.
Ketika berusia 12 tahun, Rasululllah dibawa oleh pamannya, Abu Thalib, ke Syam untuk berdagang. Namun, beliau
segera dipulangkan kembali karena kwatir terhadap apa yang akan dilakukan oleh
orang-orang yahudi kepadanya sebagaimana peringatan Pendeta Bukhaira kepada Abu
Thalib.
Bertemunya Rasulullah SAW dan Pendeta itu di percaya di pohon Ini.
Perjalanan Nabi ke Syam yang
kedua kalinya adalah ketika Rasulullah SAW bersama Maisarah, budak Khadijah
R.a, membawa barang dagangan ke Syam. Pada saat itu Rasulullah SAW berusia 25
tahun. Kebetulan malam tanggal 16Dzul Hijjah, ketika Rasulullah SAW singgah
dibawah sebuah pohon, seorang pendeta mendekat seraya berkata “Tidak ada yang singgah di bawah pohon ini
kecuali dia adalah seorang nabi”.
diambil dari buku "Peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan nabi Muhammad" (perubahan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar